23 Mei 2009

NAZAR...


Maaf.. kisah nazarnya masih dalam proses...

15 Mei 2009

AYU...

Promosi jabatan …! siapa yang ngak mau. Setiap orang yang bekerja, pasti mengharapkan itu. Tapi apa artinya sekarang, karena aku harus jaim (jaga image), aku harus kehilangan anak ketigaku. Dia begitu lucu, baik, ramah, walaupun agak nakal, tapi itu wajar. Oh ya, aku belum perkenalkan diri. Sebut saja namaku Dira. Aku bekerja di sebuah Bank Pemerintah.
.
Walaupun aku sudah bekerja kurang lebih 5 tahun, tapi statusku masih karyawan kontrak. Aku bekerja di bagian umum, dan untuk mendampingi atasanku, aku sering bepergian ke luar kota. Atasanku seorang wanita yang sangat cekatan dan cerdas, tapi dia belum menikah walaupun usianya hampir senja.
.
Hari Rabu, tanggal 3 Januari 2008, anak ketigaku sebut saja namanya Ayu umurnya baru 4 tahun. Badanya panas tinggi dengan suhu 39-40 derajat Celsius. Malamnya aku bawa ke RS dekat rumahku. Setelah diberi obat, panasnya belum juga turun. Tapi aku harus berangkat kerja, karena aku harus menjaga konditeku di mata atasan, apalagi dia sudah bilang, bahwa aku akan dipromosikan sebagai karyawan tetap.
.
Masih terbayang dimataku, pagi itu masih dengan badan panas Ayu menangis, ingin ditemani olehku, dia pegang tanganku erat sekali, agar aku tidak berangkat kerja. Ku gendong dia, kemudian kubaringkan ditempat tidur, kutemani sampai tidur. Setelah tidur baru ku tinggal pergi ke kantor. Siang itu aku menanyakan keadaan Ayu lewat telpon, dia masih panas, walaupun sudah diberi obat, panasnya belum juga turun. Keadaan seperti itu berlangsung sampai 2 hari.
.
Kamis malam tanpa perintah dokter saya bawa dia cek darah di laboratorium dekat rumah saya, takut dia kena demam berdarah. Yang saya periksa hanya pemeriksaan RUTIN saja, dan hasilnya trombosit masih dalam keadaan bagus (diatas 200). Saya agak tenang, apalagi paginya panas anak saya sudah turun. Jadi saya agak tenang untuk pergi bekerja. Sekilas kuusap wajahnya yang sedang tertidur pulas, kupandangi dia, dalam hati kecilku berkata, kenapa wajah anakku agak kebiruan, walaupun panasnya sudah jauh berkurang. Kutepis prasangka yang bukan-bukan, kukuatkan hatiku untuk terus berjalan.
.
Siangnya aku dapat telpon dari rumah, Ayu pingsan, mimisan dan sedang menuju RS terdekat. Karena ada rapat yang tidak bisa aku tinggalkan, aku baru bisa pulang setelah jam kantor, dan aku langsung menuju RS. Disana ku lihat Ayu sudah tidak sadar dan banyak selang yang ada ditubuhnya, ku pegangi tangannya, kuusap wajahnya, tapi dia tidak bergerak sedikitpun.
.
Jam 8 malam Ayu batuk, tapi yang keluar darah segar.... dia terbangun dari pingsannya, matanya memandangku dengan tajam. Seakan berkata "kenapa mama baru ku lihat", "kemana saja mama waktu aku sakit?". Tapi keadaan itu hanya sebentar, kemudian kulihat senyumnya, dia ulurkan tangannya... kupeluk dia, kuusap wajahnya dan diapun memelukku dengan erat. Kami berpelukan untuk beberapa saat, sebelum dia tertidur lagi. Aku sama sekali tak mengira, bahwa itu pelukan Ayu yang terakhir.
.
Jam 5 sore Ayu sesak nafas, wajah dan bibirnya membiru. Ku berteriak memanggil dokter dan suster. Saat itu juga Ayu masuk ruang ICCU. Ditubuh yang mungil itu banyak sekali selang, hidungnya diberi oksigen, dan alat pantau jantung yang terus berbunyi. Saat itu kami dipanggil oleh dokter untuk diberi pernyataan atas hasil pemeriksaan yang sudah di dapat. Dari pemeriksaan secara menyeluruh ternyata Ayu menderita virus demam berdarah stadium 3. Dimana virus itu dalam waktu sekejap dapat merusak organ dalam tubuh. Dan Ayu sudah diserang paru-paru dan livernya. Kami hanya diminta untuk berserah diri. Karena hanya 25% kemungkinan untuk dapat melewati masa kritis, dilihat dari kerusakan paru dan liver yang sudah ditimbulkan. Tapi dokter masih terus berusaha, walaupun darah Ayu sudah mulai mengental, dan menolak semua cairan infus yang masuk. Dokter tetap berusaha. Aku sekeluarga hanya bisa melihat Ayu dari luar kaca.
.
Jam 6.20 sore, kami semua diperbolehkan masuk ke ruangan. Ku pegang kaki mungil yang sudah mulai dingin, tangaan kecil yang tadi pagi memelukku juga mulai dingin, tapi tiba-tiba jemari tanganku dipegang erat oleh Ayu, dia bangun dari tidur. Dia bilang dia haus, tapi kami tidak boleh memberinya air. Ingin rasanya aku lari dan memberikan segelas susu kesukaan Ayu. Tapi semua itu tidak bisa aku lakukan. Yang kulakukan hanya memeluknya, dan memberikan semangat dan harus tabah menjalani semua ini. Dia menatap kami bergantian sambil tersenyum. Aku tau dia akan pergi. Ku bisikan kata ditelinganya bahwa kami sudah iklas bila Ayu mau pergi. Tunggu mama di surga ya, dia tersenyum dan mengangguk.
.
Jam 6.45 sore Ayu pergi untuk selamanya. Meninggalkan kami dengan senyum tersungging. Meninggalkan kami dengan kenangan yang terindah, kenakalan yang lucu. Tidak ada lagi si nenek cerewet yang selalu menyambutku bila pulang kantor. Banyak yang aku pelajari dari kejadian ini, bahwa anak segalanya, karena promosi jabatan itu aku lalai memantau kondisi anakku. Bahkan pada saat anakku sakitpun masih sempat-sempatnya mengikuti rapat. Karena takut kondite kerjaku ku dikantor menurun. Untuk siapa sebenarnya semua ini, untuk anakkah, untuk keluargakah, atau untuk memenuhi egoku saja. Sekarang ayu sudah tenang bersamaNYA. Sisa susu kesukaan Ayu masih utuh belum terjamah. Aku belum berani untuk berkemas. Aku merasa Ayu masih ada di sini.
.
Selama 1 minggu setelah kepergian ayu, aku dan suami seakan terhanyut dalam kesedihan yang berkepanjangan, badanku sudah mulai kurus, aku dan suami jadi jarang bicara, kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai suatu malam, ayu datang lewat mimpi, dia cantik dengan baju putihnya, kami berada dalam sebuah taman dan anehnya suamiku juga ada bersama kami. Kami bertiga bercanda sangat bahagia sampai ayu berkata "Mama, papa sekarang ayu sudah sangat bahagia disini, mama dan papa jangan mikirin ayu terus, kan mama dan papa masih punya kakak, kasihan kakak dia ngak ada yang merhatiin lagi. Mama dan papa harus sehat terus biar bisa cari uang lagi. Mama dan papa kirim do'a aja buat ayu, karena itu berarti mama dan papa sayang ayu dan tidak akan melupakan ayu. Oh ya, sebentar lagi ayu mau punya adik loh.... da... da.... mama... papa..." aku terbangun mendengar teriakan suamiku memanggil nama ayu. Ternyata kami berdua mengalami mimpi yang sama. Kami menangis berpelukan dan berjanji untuk lebih memperhatikan kesehatan kami dan menjaga anak kami yang lain, yang seakan terabaikan karena kesedihan yang berlarut.
.
Sebulan sudah berlalu, kecerian sudah kembali ada dalam keluarga ini. Oh ya, saat ini saya sedang mengandung 7 minggu, jadi ini yang dikatakan ayu dalam mimpi kami,bahwa dia akan punya adik. Ayu adalah anak kami yang tak akan pernah aku lupakan, karena dia kami mempunyai semangat hidup, karena dia kami sadar, bahwa keluarga adalah segalanya. Bukan uang yang mereka butuhkan, bukan uang yang membuat kami bahagia, tapi kerukunan dan kasih sayang yang dapat mempererat tali batin diantara kami. Trima kasih ya Allah kau sudah memberikan kami karunia yang sangat berarti. Terima kasih Ayu... kami semua sayang kamu dan tidak akan melupakan kamu.
.
Semoga cerita ini dapat menambah kewaspadaan kita akan bahayanya demam berdarah (SQ).

IBU...

Ibu melahirkan kita sambil menangis kesakitan. Masihkah kita menyakitkannya? Masih mampukah kita tertawa melihat penderitaannya? Mencaci makinya? Melawannya? Memukulnya? Mengacuhkannya? Meninggalkannya?
.
Ibu tidak pernah mengeluh membersihkan kotoran kita waktu masih kecil, Memberikan ASI waktu kita bayi, Mencuci celana kotor kita, Menahan derita, Menggendong kita sendirian.
Di saat mamamu tidur, coba kamu lihat matanya dan bayangkan matanya takkan terbuka untuk selamanya, tangannya tak dapat hapuskan airmatamu dan tiada lagi nasihat yang sering kita abaikan... bayangkan mamamu sudah tiada... apakah kamu cukup membahagiakannya… apakah kamu pernah berfikir bertapa besar pengorbanannya semenjak kamu berada di dalam perutnya...
.
Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia :
(1). Bebaskan hatimu dari rasa benci;
(2). Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran;
(3). Hiduplah dengan sederhana;
(4). Berikan lebih banyak (give more);
(5). Jangan terlalu banyak mengharap (expect less).
.
SADARILAH bahwa di dunia ini tidak ada satu orang pun yang mau mati demi Ibu, tetapi... Beliau justru satu-satunya orang yang bersedia mati untuk melahirkan kita…
Ibu bukan tempat penititipan cucunya disaat anda jalan jalan, tetapi disaat beliau sudah tua dan tak bertenaga, yang beliau butuhkan sekarang adalah perhatian anda, datang & hampiri dia, bertanyalah bagaimana kesehatannya saat ini dan dengarlah curhatnya, temani dia disaat dia membutuhkan anda, itu saja... beliau sudah bahagia sekali... dan melupakan semua hutang anda kepadanya (SQ).

14 Mei 2009

KISAH 7 PUTERI RAJA

Dikisahkan seorang Raja memiliki tujuh putri, ketujuh putri yang cantik ini adalah kebanggaan raja, kesayangan beliau.
Semua orang tahu perihal rambut panjang mereka yang hitam berkilauan itu. Dan dikenal hingga seluruh pelosok negeri. Karena itu, raja menghadiahkan kepada mereka masing-masing seratus jepit rambut yang indah. Karena mereka sangat memperhatikan penampilannya, terutama pada rambut mereka.
.
Suatu pagi, putri sulung sang raja bangun dari tidurnya, dan seperti biasa ia menata rambutnya dengan jepitan rambut. Namun, ia mendapati jepitan rambutnya kurang satu, lalu secara diam-diam ia ke kamar putri kedua raja, dan mengambil satu jepitan rambut.
Begitu halnya dengan putri kedua ketika mendapati jepitan rambutnya kurang satu, lalu ia ke kamar putri ketiga untuk mengambil jepit rambutnya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh putri ketiga, saat ia mendapati jepitan rambutnya kurang satu, lalu dengan diam-diam ia ke kamar putri keempat.
Putri keempat juga melakukan hal yang sama dengan putri-putri sebelumnya mengambil jepitan rambut saudarinya, putri kelima.
Demikian juga dengan putri kelima, ia mengambil jepitan rambut putri keenam dan putri keenam terpaksa juga mengambil jepitan rambut putri ketujuh.
Akibatnya, jepitan rambut putri ketujuh hanya tersisa 99 buah. Dan dia tak bisa melakukan hal seperti kakaknya.
.
Keesokan harinya, pangeran dari negeri tetangga yang tampan dan gagah tiba-tiba berkunjung ke istana, dan berkata kepada sang raja: “Kemarin, burung Murai (sejenis burung penyanyi) piaraan saya menggondol sebuah jepitan rambut, saya pikir ini pasti kepunyaan para putri, dan ini sepertinya suatu takdir (pertemuan) yang unik, tidak tahu putri mana yang kehilangan jepitan rambut ini?”
.
Para putri raja telah mendengar hal ini, dan dalam benak mereka masing-masing hendak berkata : “Punya saya, punya saya.” Hanya Putri ketujuh yang ke luar sambil berkata: “Jepitan rambut saya hilang satu.” Baru saja selesai berkata, rambut panjangnya yang indah jatuh tergerai karena kurang sebuah jepitan rambut. Dan sang pangeran terkesima melihatnya.
.
Akhir dari cerita, sudah pasti sang pangeran dan putri raja tersebut hidup bahagia selamanya sejak itu. Mengapa begitu ada kekurangan, lalu berusaha keras untuk melengkapinya?
Seratus buah jepitan rambut, bak seperti sebuah kehidupan yang utuh sempurna. Namun, dengan berkurangnya satu jepitan rambut, keutuhan ini terasa menjadi tidak lengkap.
Namun, justru karena kekurangan itu, kelak akan ada perubahan (baik), kemungkinan yang tak terhingga, bukankah ini sebuah peristiwa yang patut disyukuri!
.
Lantas bagaimana menghadapi kekurangan dalam perjalanan hidup yang tak terhindarkan? Menghindar belum tentu dapat mengelakkan. Menghadapi belum tentu menyedihkan, seorang diri (kesepian) belum tentu tidak bahagia. Mendapatkan belum tentu bisa kekal abadi. Kehilangan belum tentu tidak akan memiliki lagi. Jangan terburu-buru berkata tiada pilihan lain jangan mengira di dunia ini hanya ada benar dan salah.
.
Jawaban sejumlah besar peristiwa bukan hanya ada satu. Jadi, selamanya ada jalan keluar bagi kita. Anda bisa mendapatkan alasan untuk sedih, tapi anda juga bisa mendapatkan alasan untuk gembira.
.
Orang yang tahu akan ketidak khawatiran mendapatkan kelegaan. Orang yang tahu melupakan mendapatkan kebebasan. Orang yang tahu mencurahkan perhatian mendapatkan teman.
Pertumbuhan seseorang diiringi dengan beberapa kehilangan. Kematangan seseorang disertai dengan sejumlah luka. Untung saja masih ada harapan ini, anda akhirnya masih bisa menunggu. Untung saja antar manusia, jarak menumbuhkan estetis (keindahan). Untung saja dalam kehidupan, keceriaan lebih banyak dari derita. Untung saja di dunia ini, masih banyak keindahan. Untung saja saat anda matang (dewasa), anda tidak termasuk orang yang tidak memiliki apa-apa di dunia ini! (SQ).

TEMAN BAIK

Sewaktu kita duduk di taman kanak-kanak, kita berpikir kalau seorang teman yang baik adalah teman yang meminjamkan krayon warna merah ketika yang ada hanyalah krayon warna hitam.

Di SD, kita lalu menemukan bahwa seorang teman yang baik adalah teman yang mau menemani kita ke toilet, menggandeng tangan kita sepanjang koridor menuju kelas, membagi makan siangnya dengan kita ketika kita lupa membawanya.
Di SMP, kita punya ide kalau seorang teman yang baik adalah teman yang mau menyontekkan PR-nya pada kita, pergi bersama ke pesta dan menemani kita makan siang.

Di SMA, kita merasa kalau seorang teman yang baik adalah teman yang mengajak kita mengendarai mobil barunya, meyakinkan orang tua kita kalau kita boleh pulang malam sedikit, mau mendengar kisah sedih saat kita putus dari pacar,

Di masa berikutnya, kita melihat kalau seorang teman yang baik adalah teman yang selalu ada terutama di saat-saat kita sulit, membuat kita merasa aman melalui masa-masa seperti apapun, meyakinkan kita kalau kita akan lulus dalam ujian sidang sarjana kita.

Dan seiring berjalannya waktu kehidupan, kita menemukan kalau seorang teman yang baik adalah teman yang selalu memberi kita dua pilihan yang baik, merangkul kita ketika kita menghadapi masalah yang menakutkan, membantu kita bertahan menghadapi orang-orangyang hanya mau mengambil keuntungan dari kita, menegur ketika kita melalaikan sesuatu, mengingatkan ketika kita lupa, membantu meningkatkan percaya diri kita, menolong kita untuk menjadi seseorang yang lebih baik, dan terlebih lagi... menerima diri kita apa adanya... (SQ).

13 Mei 2009

TERNYATA, HIDUP INI SEDERHANA...

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup dengan memelihara kebiasaan yang baik.
Ada seorang anak menjadi pelayan di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Pelayan lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si anak kecil tersebut diminta untuk kerja di tempatnya. Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, hanya dibutuhkan sedikit inisiatif saja.
Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik." Ibu menjawab: "Mengapa?" Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah. "Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya cukup dengan tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur." Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku." Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya:
"Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?"Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah. "Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam." Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi." Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujungrumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana . "Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan:"Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku. "Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah. "Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat. Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?" Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit”. Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.
You are what you think about. Beware of your mind (SQ).

PERBEDAAN PERSEPSI

Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang istri berpesan dua hal kepada 2 anak laki-lakinya:
(1) Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu;
(2) Jika pergi ke toko atau pulang dari toko jangan sampai terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Beberapa tahun setelah ayahnya meninggal, anak yang sulung bertambah kaya, sedangkan si bungsu menjadi semakin miskin.

Pada suatu hari sang ibu menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab si anak bungsu :
"Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan agar aku tidak menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih".
"Ayah juga berpesan kepada saya agar saya tidak sampai terkena sinar matahari ketika pergi / pulang dari toko. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang ibu pun bertanya hal yang sama.
Jawab si anak sulung :
"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah memberi hutang sehingga dengan demikian modal saya tidak susut".
"Ayah juga berpesan agar saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.
Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup sesudah toko yang lain tutup.""Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama".

MORAL CERITA :
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah pesan di tanggapi dengan persepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah jalan menuju sukses, tetapi bila melihat dengan negative attitude maka hanya akan terjerumus ke dalam kesulitan dan rutinitas keseharian...
Pilihan ada di tangan anda.

'Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa'
Be Positive Thinking !!! (SQ)

BURUNG GAGAK

Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pohon berhampiran. Si ayah lalu menunjuk ke arah gagak tersebut sambil bertanya,"Nak, apakah itu?" "Burung gagak", jawab si anak.Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit kuat, "Itu burung gagak ayah!"

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi soal yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan persoalan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, "BURUNG GAGAK!!" Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Gagaklah ayah.......".

Agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya soal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah.
"Ayah !!! Saya tak tahu ayah paham atau tidak. Tapi sudah lima kali ayah bertanya hal tersebut dan saya juga sudah memberikan jawabannya. Apa lagi yang ayah mau dengar dari saya???? "Itu burung gagak, burung ga..ga..gak ayah.....", kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Si ayah terus bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu ditangannya. Dia menghulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama."Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam diary itu", pinta si ayah. Si anak membaca paragraph yang berikut.....

"Hari ini aku sedang melamun di halaman, karena saat ini anakku genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, "Ayah, apa itu?". Dan aku menjawab, "burung gagak". Walau bagaimana pun, anak ku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi cinta dan sayangku aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga."

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah dengan perlahan bersuara, "Hari ini ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah hilang sabar serta marah."
"Jagalah hati kedua orang tuamu, hormatilah mereka. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangimu diwaktu kecil." (SQ)