15 Februari 2011

BELAJAR DARI LEBAH

Belajarlah sampai ke negeri china. Peribahasa itu sudah lama sekali kita dengar. China adalah negeri yang jauh. Tapi disanalah pusat ilmu pengetahuan kala itu. Maka, demi ilmu pengetahuan meski jauh datanglah ke sana. Pesan itu menggambarkan betapa pentingnya pengetahuan bagi umat manusia.

Namun sesungguhnya proses belajar tidak harus dalam konteks sekolah. Kita bisa belajar dari mana saja. Dari lingkungan sekitar kita. Dari teman, sahabat dan orang-orang disekitar kita. Bahkan tidak hanya itu, kita juga bisa belajar dari benda-benda mati disekeling kita. Atau bahkan belajar dari keberhasilan dan kegagalan masa lalu kita. Pepatah mengatakan, pengalaman adalah guru yang terbaik. Artinya, apa yang telah kita lalui sesungguhnya selalu mengandung hikmah bagi yang ikhlas menerimanya.

Setiap mahluk yang diciptakan Allah disekeliling kita sesungguhnya adalah sumber ilmu. Kita juga bisa belajar dari setiap mahluk di sekitar kita. Termasuk lebah. Perhatikanlah seekor lebah. Tiap hari ia bekerja keras mengumpulkan sari bunga terbaik untuk menghasilkan madu yang terbaik pula. Madu lebah sangat bermanfaat bagi manusia. Selain sebagai pemanis, madu juga dapat berfungsi sebagai obat. Demikian juga manusia, keberadaannya harus bermanfaat bagi sesamanya.

Kemanapun lebah hinggap tidak akan menyebabkan ranting patah. Lebah juga tidak pernah mengganggu manusia, tapi jika diusik lebah akan menyengat. Manusia juga harus demikian. Dimanapun ia berada harus mampu beradaptasi dengan baik dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungannya. Di mana bumi dipijak disitulah langit dijunjung. Jangan mengusik kerukunan hidup yang telah terbina. Tapi juga jangan takut menghadapi tantangan.

Kita tidak perlu malu meneladani lebah. Pesan bijak mengatakan, meskipun keluar dari dubur, jika itu telur ambilllah. Jadi, jangan lihat siapa yang mengatakan. Jika itu sebuah kebenaran, ambilah. Insya Allah kita akan semakin bijak (SQ).